Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan
paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika
melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk.
Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup
kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan
berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring,
namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan
agar ibu mengubah posisinya menjadi miring.
Ada berapa posisi
melahirkan?
Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki
kelebihan maupun kekurangan sendiri.
POSISI BERBARING atau
LITOTOMI
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan
menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.
Kelebihan:
Dokter
bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun
menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur
perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara
lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga
apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa
mengarahkan pada posisi yang seharusnya.
Kelemahan:
Posisi
berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat
tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi
ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan
vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan.
Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin
melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak
pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat
badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi.
Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan
perlambatan peredaran
About
Sabtu, 19 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar