Persalinan Normal
Persalinan
normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang
kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai
ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal biasanya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Terjadinya
persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu kekuatan ibu saat
mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. Ketiganya harus dalam
keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan adanya kekuatan
mengejan ibu, janin dapat didorong kebawah, dan masuk kerongga panggul.
Saat kepala janin memasuki ruang panggul,posisi kepala sedikit menekuk
sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan memudahkan kepala
janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan beberapa gerakan
selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang lain akan
mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki.
Video
Untuk lebih mengetahui
persalinan normal, anda bisa melihat video di bawah ini (dibutuhkan
kebijakan pengunjung dalam melihat video ini, video mengandung eksplisit
content: blood exposure):
Persalinan Dibantu Alat
Jika pada fase kedua/ kala dua persalinan tidak maju
dan janin tidak juga lahir, sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk
mengejan, maka dokter akan melakukan persalinan berbantu, yaitu
persalinan dengan menggunakan alat bantu yang disebut forsep atau vakum.
Jika tidak berhasil maka akan dilakukan operasi caesar.
Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum)
Disebut juga
ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang menggunakan cup ppenghisap
yang dapat menarik bayi keluar dengan lembut.
Cara
kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala bayi,
kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin yang bekerja
dengan listrik atau pompa. Alat ini berpungsi membantu menarik kepala
bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat Anda mengejan,
dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE KEDUA) dan kepala bayi
sudah berada dibagian bawah panggul.
Persalinan
dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan kesehatan serta
nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses persalinan cukup lama
sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga, maka dokter akan melakukan
tindakan segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya dengan vakum. Keadaan
lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia) juga merupakan
alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan. Daam keadaan
demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena mengejan dapat
mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda. Vakum juga
dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut
jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80
kali permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan
oksigen (HIPOKSIA).
Proses persalinannya sendiri
menghabiskan waktu lebih dari 10 menit. Namun, dibutuhkan waktu sekitar
45 menit untuk menjalani seluruh prosedur.
EFEK
SAMPING
Selain sesuai dengan keadaan diatas, vakum
baru boleh dikerjakan bila sarat-saratnya terpenuhi. Sarat tersebut
yaitu panggul ibu tidak sempit, artinya dapat dilewati oleh janin, janin
tidak terlalu besar, pembukaan sudah lengkap, dan kepala janin sudah
memasuki dasar panggul ibu. Jika sarat tersebut tidak terpenuhi,
misalnya janin terlalu besar dan kepala janin masih terletak tinggi
didalam panggul, maka operasi seksio caesaria adalah pilihannya.
Efek samping dari persalinan dengan dibantu vakum ini
adalah terjadi perlukaan yang lebih luas pada jalan lahir, juga
pendarahan dijalan lahir. Sedangkan pada bayi, resiko vakum secara umum
adalah terjadinya luka atau lecet dikulit kepala. Inipun dapat diobati
dengan obat anti septik. Kondisi ini biasanya akan hilang sendiri
setelah bayi usia seminggu. Resiko yang lebih berat adalah terjadinya
pendarahan diantara tulang-tulang kepala (cephal hematome), juga terjadi
pendarahan dalam otak.
Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Forsep merupakan alat bantu persalinan
yang terbuat dari logam menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum,
persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan,
misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung.
Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit
dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan
juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.
Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan
memastikan itu terkunci dengan benar, artinya kepala bayi dicengkram
dengan kuat dengan forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar sedangkan
ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat. Persalinan forsep biasanya
membutuhkan episiotomi.
Forsep digunakan pada ibu
pada keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan penyakit
hipertensi yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan.
Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen
dan harus segera dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep
telah dilakukan dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi
caesar harus segera dilakukan.
Pada bayi dapat
terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis), luka pada wajah dan
kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak. Jika hal itu terjadi,
bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa hari. Tergantung derajat
keparahannya, luka tersebut akan sembuh sendiri. Sedangkan pada ibu,
dapat terjadi luka pada jalan lahir atau robeknya rahim (ruptur uteri).
Persalinan Dengan Operasi Caesar
Untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai persalinan dengan operasi caesar, anda bisa membaca
artikel di bawah ini:
Persalinan
Dengan Operasi Caesar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar