Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap
pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa
(normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada
bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis)
yang menjadi indikasi gangguan serius .
Samakah
gumoh dan muntah pada bayi?
Baik gumoh dan muntah
pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi
seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti
meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah
lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa
kontraksi lambung.
Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami
gumoh minimal 1 kali setiap
harinya, dan kejadian
tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada
umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal, Gumoh
yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan
mengganggu pertumbuhan bayi.
Penyebab Gumoh Bayi:
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas
lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi
gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus,
sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya
kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
- Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi
miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut
tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun
gumoh.
- pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka
dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama.
Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan
lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi
muntah.
3.?Klep penutup lambung belum berfungsi
sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran
pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ
tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya
belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan
bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan
usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih
belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada
saat bayi
menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat
tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah
atau gumoh.
Cara meminimalisir Gumoh atau muntah
bayi :
1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring.
Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah
menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi
karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3.
Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan
ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5.
sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih
membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6.
Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika
lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu
besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda
gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi
sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan
menimbulkan udara masuk.
8. jika menyusui, posisi
bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk
sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya,
karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya
malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau
tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
10. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari
hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada
cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa
menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari
mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut,
hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat
muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari
hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar
dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak.
bila si
bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias
paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si
bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung
asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak,
agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih
baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan
muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil
ditepuk-tepuk punggungnya.
Perlu OBSERVASI
Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh
berlebihan pada bayii Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak
perlu khawatir jika :
· Berat badan
bertambah (dalam rentang normal)
· bayi
tampak senang
· pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Anda perlu
khawatir jika:
· Penurunan berat badan
atau tidak ada kenaikan berat badan
·
Infeksi dada berulang
· Muntah disertai
darah
· Bayi dehidrasi
· Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru
atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah
dengan pemberian ASI/susu pada bayiantara lain:
1.
Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang
dan sering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar